Follow Us @soratemplates

17/11/22

Satu Tiup

 



Dingin, lalu hangat, membeku lagi, lalu meleleh mendekap. 
sekiranya hati manusia itu adalah bianglala yang dengan mudahnya merubah arah 
satu depa angin menerpa kembali tergoyah pada arah yang berbeda

seperti menari pada ujung lilin
Nyala pijar meliuk diterpa angin.
benderangnya merayapi malam pekat mengikat.
pelitanya sedikit redup takut sesat. 
Pada dunia yang mekar merekah
yang aromanya menggiurkan
hiruknya membingungkan
pikuknya membisingkan 

Bukannya satu hati yang tulus lebih baik daripada sejuta kepintaran dunia ? 
kala ragu pada manusia manusia , dan kembali tersadar. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar