Follow Us @soratemplates

26/03/18

Review : Aroma Karsa


 As expected, Baca novel Dewi Lestari yang satu ini ibarat mengulang dongeng masa kecil yang diolah dan dibumbui dengan apik. Mitos, legenda, dan histori diramu menjadi satu,  membentuk alur yang unlogic menggoda pembacanya agar masuk dinalar.

Kisahnya tentang ekspedisi pencarian bunga Puspa Karsa yang konon mempunyai kuasa mengubah dunia. Puspa Karsa menjadi legenda tersembungi pada zaman kerajaan Majapahit, membuat rajanya yang bernama Mahesa Guning dihapuskan karena mempunyai istri seorang perempuan perwujudan dari Puspa Karsa. Dan diyakini bahwa keberadaan Puspa Karsa dapat mengancam dunia.
Tokoh utamanya, Jati Wesi, mirip - mirip tokoh utama di film Perfume : The Story of Murderer, yang sejak bayi tumbuh dalam penampungan bayi. Bedanya bila di Perfume tokoh utama merupakan tokoh minor yaang selalu dipandang sebelah mata oleh orang - orang disekitarnya,  si Jati Wesi ini tokoh utama laki - laki yang selalu bisa diandalkan meski ia tumbuh dan berkembang dalam kesusahan di lingkungan TPA. Dia mempunyai kemampuan membaui aroma dari setiap detail barang hingga ke molekul - molekulnya.
Tokoh utama perempuan, Tanaya Suma, Memiliki kemampuan yang sama dengan Jati Wesi, namun tumbuh di lingkungan yang berbeda, mewarisi perusahaan parfum ibu angkatnya, Raras. Ia merasa tersaingi dan iri hati akan kemampuan Jati Wesi  yang dapat mengontrol penciumannya melebihi dirinya. 
Raras, Perempuan yang terobsesi mencari puspa karsa semenjak ia didongengi oleh almarhum neneknya.

Dalam buku setebal 702 halaman ini, kisah pencarian Pusa Karsa dikemas secara padat, dan seperti tergesa - gesa di akhir cerita. Seperti pada novel - novel dewi lestari lainnya, bagian awal menyimpan banyak tanda tanya mengenai apa itu puspa karsa, apa hubungannya dengan Majapahit Rajanya, dan baru akan terpecah misterinya setelah membaca 3/4 dari keseluruhan ceritanya.

Di awal saya dibuat bingung dengan hubungan anatara Jati dan Suma, saya sempat mengira bahwa mereka adalah dua saudara yang terpisah sejak lahir, jadi agaknya aneh bila diantara mereka tumbuh percikan - percikan cinta. Tapi ternyata mereka adalah bayi yang diambil dari Dwarapala. Jati yang ditakdirkan lahir sebagai Banaspati yang menjaga Dwarapala, dan Suma adalah bayi titisan Sangyang Batari yang merupakan perwujudan Puspa Karsa itu sendiri.

Tidak seperti novel - novel Dee lainnya, biasanya saya sering menemukan wise quote yang puitis, dan realistis. Tapi di novel ini sepertinya perhatian penulis banyak terfokus untuk merangkai kepingan demi kepingan yang menghubungkan antara satu satu cerita histori, mitos, dan alur cerita. 

Overall, bagus!!





Tidak ada komentar:

Posting Komentar