Follow Us @soratemplates

18/04/24

POV

April 18, 2024 0 Comments

 Musim Gugur 2017 

Jepang, 

Waktu itu saya tengah berjalan kaki dengan teman dan juga sensei yang mendampingi selepas acara kampus menuju ke asrama. 

Tsuchiya Sensei, beliau adalah perempuan paruh baya dimana selalu memakai penutup kepala dikarekanan sebagian rambutnya yang rontok akibat kemoterapi yang dilakukannya secara berkala. 

Pada waktu itu tanpa ada percakapan sebelumnya beliau berkata., "Citora san, kamu itu kelihatannya kalem, lemah lembut, tapi ternyata keras juga ya" 

"hah, maksudnya gimana Sensei ?" 

" Jadi, kamu itu tipikal orang yang kalau jatuh akan berdiri lagi, jatuh berdiri lagi, dan pengennnya selalu tobitai (terbang, loncat dan nggak takut/khawatir sama resiko yang ada di depan)." 


Saat itu, saya masih belum paham dengan apa yang dikatakan oleh Sensei, dan tidak terlalu percaya dengan pendapat sensei. 

Sampai pada akhirnya sekarang saya baru paham apa yang dimaksud oleh sensei saya. 

---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

hingga kemarin, saya mendapati obrolan seperti ini : 

"Citra, pernah mikir nggak, kadang kita itu pengeen banget sama suatu hal, ada target yang pengen dikejar. Tapi setelah dapat, rasanya akan "biasa aja". Kita pengen beli rumah yang besar, mobil bagus, tapi setelah kesampaian, ujung - ujungnya rasanya akan biasa aja. Jadi buat apa kita mengejar dunia samapai sedemikian rupa ?" 

-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

POV pribadi : 

korelasi dengan dua obrolan di atas, 

sebagai seorang perempuan yang selalu ingin "tobitai", menanggapi obrolan diatas" , dari pendapat saya pribadi. :

Bukan materi yang saya kejar, melainkan sebuah aktualisasi diri, dimana ketika saya mencapai sesuatu yang saya targetkan, akan tumbuh kepercayaan diri saya. Dan merupakan salah satu bentuk ikhtiar saya untuk menambah value dalam diri saya sendiri. 

Yang pada akhirnya saya bisa berkata pada diri saya sendiri "see!, kamu bisa lhoh, dengan segala keterbatasan yang kamu punya, dan dengan usahamu yang kamu perjuangkan, you do it well" 


Sehingga ketika ada suatu hal atau kejadian yang membuat saya bertanya - tanya akan nilai dari diri saya sendiri, 

saya akan dapat menyemangati diri sendiri dan bilang bahwa "No, kamu nggak kurang apa - apa, kamu berjuang dengan cara yang halal, kamu mandiri, melewati masalah - masalah kamu sedemikian rupa dengan baik, kamu berperilaku dan berhati baik, dan juga cantik ;p " 




 


15/04/24

Solitare

April 15, 2024 0 Comments

 April

Segala Puji bagi Tuhan semesta Alam, 

Manusia itu bukan setetes air dalam samudera yang luas, melainkan setetes air yang didalamnya terdapat samudera yang luas. 

Terlalu banyak asumsi, pikiran, hasrat, rasa, pandangan, praduga yang saling beradu;berlawanan bercampur menjadi satu dalam tubuh seorang manusia. 

Dan saya rasa tugas dari masnusia itu sendiri adalah menyeimbangkan segala sesuatu yang bercampur aduk tersebut dalam satu bentuk pikiran yang "tenang". kemudian baru mengambil langkah selanjutnya untuk "escape" atau "menyelamatkan diri" 


No way home

Dulu, tempat saya mencari ketenangan adalah dengan pulang, namun sekarang pulang tidak ada bedanya dengan menambah pikiran, beban dirasa dan segala wujud emosi negatif lainnya. 

Pulang adalah sebagai bentuk kewajiban, kepedulian, sedikit rindu pada kampung halaman, dan jumpa teman lama. 


Plan

Segala sesuatuanya memang selalu diluar kendali, diluar planning. 

Sebagai manusia perlu diingat bahwa bukan keadaaan yang harus menyesuaikan dengan manusia, namun sebaliknya. fleksibility adalah pemegang kunci dalam setiap keberhasilan dalam cara untuk survive and resiliance. Pun demikian dengan cara saya sendiri untuk memilih berprofesi ganda. Harus ada plan b untuk setiap plan a, c untuk b,, dan sebagainya. 


 Free

Katanya saya adalah manusia bebas, berpikiran dan berjiwa bebas. 

padahal sebenarnya seringkali saya dikungkungkan oleh perasaan takut, was was terhadap pandangan orang, iya yang seharusnya tidak, tidak yang seharusnya iya, dsb, 

free~, selanjutnya saya ingin benar - benar menjadi perempuan yang bebas, 

Solo traveling mungkin akan menjadi agenda escape saya selanjutnya. Melihat tempat baru, mengamati dan bertemu dengan other solitare stranger 








11/01/24

Spiritual Journey (Super Self-Reward)

Januari 11, 2024 0 Comments



Assalamualaikum wrwb


Awal tahun 2024, merupakan moment yang akan saya ingat hingga nanti. Mengapa ? karena disaat inilah pada akhirnya saya berhasil mewujudkan salah satu mimpi saya yang lainnya, yaitu Umroh!. 


~ Dream

yap, mungkin hanya sedikit orang yang tahu bahwa keinginan terbesar saya dari dulu adalah pergi Umroh. Bahkan hal itulah yang sebenarnya membuat saya dahulu membulatkan tekad untuk merantau ke Jakarta, tidak lain dan tidak bukan adalah mengumrohkan Ibu saya. Pergi ke Baitullah yang sangat diidam-idamkan oleh Ibu saya.

Mewujudkan keinginan Ibu saya pada waktu itu seperti menjadi goal/target, cita-cita, mimpi saya yang berarti akan saya usahakan. Selangkah demi selangkah, resiko demi resiko, pertimbangan - demi pertimbangan,, sampailah saya di Kota ini dengan harapan Saya akan bisa umroh dengan Ibu saya.

Well, tapi memang manusia hanya bisa berencana dan takdir Allah yang menentukan, saya baru bisa 

Umroh 2 tahun selepas Ibu saya meninggal, bukan Umroh bersama Ibu saya, melainkan meng'umrohkan Ibu saya. 


~ Perjuangan

Bungkus demi bungkus, ketika saya masih membungkus paket dengan tangan saya sendiri (belum punya karyawan), ketika sudah larut malam dan badan mulai lelah dalam tiap bungkusnya saya selalu menyemangati diri sendiri dalam hati "semangat Citra, bismillah umroh" (Silly things, but its true:D). 


 Pun demikian, ketika saya membadalkan umroh untuk Ibu saya. Mungkin saya seperti diingatkan kembali pada masa- masa perjuangan saya sebelumnya,  sehingga kondisi yang saya alami pada waktu melaksanakan Umroh Badal 3x lebih berat dari umroh pertama untuk diri saya sendiri. 

Selangkah demi selangkah dalam pengap dan desakan manusia - manusia pada saat Tawaf, saya memanjatkan doa sambil meniatkan bahwa ini untuk Ibu saya. Pun ketika Sa'i, dimana kaki rasanya 3 kali lebih berat daripada umroh untuk diri saya sendiri. Dalam lelah yang menguras energi, pada waktu itu pula saya menangis dalam haru karena akhirnya bisa menginjakkan kaki ke tanah suci, yang diidam - idamkan oleh Ibu saya semasa hidupnya. 

Jika umroh untuk saya sendiri, seperti euforia, permohonan doa untuk diri sendiri. 

Umroh kedua (umroh Ba'dal) yang saya lakukan lebih kena di hati. 

Disitu pulalah timbul rasa bahwa saya juga ingin punya keturunan yang dimana nantinya akan mendoakan, memperjuangan cita - cita orang tuanya seperti apa yang saya lakukan. 





~ Amazed & Relieved

Tanah suci dengan segala cerita ajaibnya memang bukan sebuah cerita semata. Banyak hal - hal diluar akal pikir manusia yang terjadi begitu saja di depan mata. Tapi terlepas dari itu semua yang masih membuat saya takjub dan gemetar pertama kali adalah ketika saya berkunjung ke makam Rasulullah (Raudhah). 

Sholat dan berdoa di samping makam Rasulullah, membuat saya sadar bahwa betapa kecilnya saya dan betapa Maha Besarnya Allah yang mewujudukan mimpi untuk saya yang lemah dan tidak berdaya ini. 

Siapa saya sampai bisa datang ke tempat suci tersebut, segala rasa yang berkecamuk campur aduk membuat saya sholat dalam gemetar dan air mata yang tidak bisa saya bendung. 


Akhir kata, kata orang Umroh merupakan tempat mencari kedamaian hati, the real healing. 

Bagi saya, umroh saya kali ini adalah sebagai pemenuhan hutang kepada Alm Ibu saya, dan juga tentunya tempat dimana saya memanjatkan doa - doa untuk kehidupan saya selanjutnya.

 Dimana semoga saya dapat dimudahkan dalam mencari rezeki, dilancarkan pekerjaan dan bisnis-bisnis selanjutnya, dan semoga Allah senantiasa menjauhkan saya dari segala rasa yang tidak halal atau diharamkan untuk diri saya. Semoga digenapkan dan diyakinkan pada orang yang memang sudah menjadi pilihanNya. Amin