Motif
Sebelum part time di Jepang, saya juga pernah
sekali bekerja paruh waktu di sebuah Cafe di Surabaya. Karena masih anak
kuliahan yang nyambi kerja, jobdesknya nggak jauh - jauh dari kerja serabutan
alias waitress. Mungkin bagi pandangan anak - anak kuliahan, kerja part time di
cafe / restaurant itu kesannya underrated, apalagi cuma jadi
waitress yang kerjanya nganterin makanan, bersih - bersih, cuci - cuci.....
antara males atau kalah sama gengsi kali ya, jadi cuma yang bener - bener butuh
duit yang mau kerja serabutan.
Beda lagi sama anak mudanya Jepang, mereka dari
jaman - jaman SMA sudah mulai cari tambahan uang jajan sendiri, apalagi kalau
sudah masuk kuliah yang jam belajarnya lebih free, mulai dari waitress,
karyawan supermarket, tenaga tambahan buat ngurus orang tua di panti jompo, 90
% dari mereka pasti punya pekerjaan part time masing - masing. Motifnya bukan
gara - gara kepepet butuh duit, tapi karena emang ingin belajar mandiri, bahkan
ada juga yang tujuannya untuk backpackeran ke negara - negara luar (pakai uang
tabungan mereka sendiri).
Sistem Kerja
Sudah pada tau kan kalau Jepang vs Indonesia
pasti sistem kerjanya lebih profesionalan Jepang, lebih detailnya :
- Jam kerja yang lebih transparan : Kalau di Indonesia
meski perjanjiannya di awal kerjanya 6 jam, faktanya bisa kurang atau
lebih dari jam yang sudah disepakati, dan itu nggak ngaruh di gaji. Kalau
di Jepang antara jam kerja yang disepakati dan jam realnya emang bener -
bener lebih jelas itungannya dan aplikasinya.
- SOP yang jelas : Meski cuma kerja serabutan, kalau
sudah ada patokan kerjanya maka harus benar - benar dipatuhi. Misal nih
kalau saya dulu pas di Jepang ada 8 macam sendok untuk tiap menu makanan
yang berbeda dan itu harus bener - bener dipasang sesuai menunya. Beda
lagi kalau di Indonesia, gag ada air aqua yang dipesan air putih galon pun
jadi.
- Jobdesk yang jelas : Waktu saya kerja di cafe di
Indonesia biasanya kerjaaan yang paling nggak disukai sama anak - anak itu
adalah cucian piring. Dan pada akhirnya yang tanggap & mau ngerjain ya
cuma orang itu itu saja. Beda lagi kalau di Jepang.
- Owner yang mau turun tangan : Biasanya nih kalau di
Indonesia ownernya cuma mau bantu kalau lagi crowded - crowdednya aja,
selebihnya hanya nyuruh ini nyuruh itu. Kalau di Jepang saya berasa jadi
anak yang bantu orang tuanya kerja di restauran. that's why... meski
kerjanya berat di Jepang saya lebih ikhlas kerja di sana.
- efisiensi kerja : kalau di Jepang kerja 3 jam ----->> full 3 jam kerja. di Indonesia ? 6 jam kerja ------> 3 jam kerja, 3 jamnya lagi ngobrol.
Yang mau tahu contoh dialog saat interview/wawancara Arubaita (Part Time) di Jepang, bisa lihat disini ya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar