Follow Us @soratemplates

16/08/17

Beda Part time di Indonesia vs Jepang



Motif 

Sebelum part time di Jepang, saya juga pernah sekali bekerja paruh waktu di sebuah Cafe di Surabaya. Karena masih anak kuliahan yang nyambi kerja, jobdesknya nggak jauh - jauh dari kerja serabutan alias waitress. Mungkin bagi pandangan anak - anak kuliahan, kerja part time di cafe / restaurant itu kesannya underrated, apalagi cuma jadi waitress yang kerjanya nganterin makanan, bersih - bersih, cuci - cuci..... antara males atau kalah sama gengsi kali ya, jadi cuma yang bener - bener butuh duit yang mau kerja serabutan. 
Beda lagi sama anak mudanya Jepang, mereka dari jaman - jaman SMA sudah mulai cari tambahan uang jajan sendiri, apalagi kalau sudah masuk kuliah yang jam belajarnya lebih free, mulai dari waitress, karyawan supermarket, tenaga tambahan buat ngurus orang tua di panti jompo, 90 % dari mereka pasti punya pekerjaan part time masing - masing. Motifnya bukan gara - gara kepepet butuh duit, tapi karena emang ingin belajar mandiri, bahkan ada juga yang tujuannya untuk backpackeran ke negara - negara luar (pakai uang tabungan mereka sendiri). 

Sistem Kerja

Sudah pada tau kan kalau Jepang vs Indonesia pasti sistem kerjanya lebih profesionalan Jepang, lebih detailnya :
  • Jam kerja yang lebih transparan : Kalau di Indonesia meski perjanjiannya di awal kerjanya 6 jam, faktanya bisa kurang atau lebih dari jam yang sudah disepakati, dan itu nggak ngaruh di gaji. Kalau di Jepang antara jam kerja yang disepakati dan jam realnya emang bener - bener lebih jelas itungannya dan aplikasinya.
  • SOP yang jelas : Meski cuma kerja serabutan, kalau sudah ada patokan kerjanya maka harus benar - benar dipatuhi. Misal nih kalau saya dulu pas di Jepang ada 8 macam sendok untuk tiap menu makanan yang berbeda dan itu harus bener - bener dipasang sesuai menunya. Beda lagi kalau di Indonesia, gag ada air aqua yang dipesan air putih galon pun jadi. 
  • Jobdesk yang jelas : Waktu saya kerja di cafe di Indonesia biasanya kerjaaan yang paling nggak disukai sama anak - anak itu adalah cucian piring. Dan pada akhirnya yang tanggap & mau ngerjain ya cuma orang itu itu saja. Beda lagi kalau di Jepang. 
  • Owner yang mau turun tangan : Biasanya nih kalau di Indonesia ownernya cuma mau bantu kalau lagi crowded - crowdednya aja, selebihnya hanya nyuruh ini nyuruh itu. Kalau di Jepang saya berasa jadi anak yang bantu orang tuanya kerja di restauran.  that's why... meski kerjanya berat di Jepang saya lebih ikhlas kerja di sana. 
  • efisiensi kerja : kalau di Jepang kerja 3 jam ----->> full 3 jam kerja. di Indonesia ? 6 jam kerja ------> 3 jam kerja, 3 jamnya lagi ngobrol.
Yang mau tahu contoh dialog saat interview/wawancara Arubaita (Part Time) di Jepang, bisa lihat disini ya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar