Follow Us @soratemplates

Tampilkan postingan dengan label Japan. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Japan. Tampilkan semua postingan

22/06/22

KitKat "Kitto Katsu"!

Juni 22, 2022 0 Comments

 

Kitkat


Hallooo~ 

Karena hari ini baru dapat coklat KitKat, saya jadi inget dulu pernah dikasih tahu kalau coklat pemberian Kitkat itu ada maknanya sendiri.  Mau tahu ? 

Jadi, kalau di Indonesia rajanya coklat itu Silverqueen kalau di Jepang itu tidak lain dan tidak bukan adalah Kitkat. Dan di Jepang itu biasanya lebih banyak variannya daripada di negara - negara lain, contohnya yang ada di gambar saya diatas, yang warna pink itu merupakan varian strawberry.  Kemudian ada juga varian rasa yang munculnmya berdasarkan musim yang lagi berjalan di Jepnag, misal varian sakura blossom yang dibungkus dengan packaging yang kawai dan juga warna yang soft bertabur bunga - bunga sakura. 

Bahkan menurut sumber yang saya baca disini, hingga saat ini sudah ada lebih dari 300 varian rasa Kitkat yang pernah di keluarkan di Jepang. Saking banyaknya sampai - sampai saya kira Kitkat itu produknya jepang :) (jelas-jelas punya Nestle padahal :D). 

Nah, terus si Kitkat ini juga laris manis sekali di Jepang. Tiap ada moment yang membutuhkan usaha  ekstra, misal lagi masa ujian atau lagi berjuang buat mencapai goal biasanya orang - orang Jepang akan ngasih semangat dengan cara ngasih coklat, dan coklatnya ini yaa Kitkat :). 

Kenapa Kitkat ?. Usut punya usut Kitkat, kalau diucapkan pakai pronouncationnya orang Jepang bunyinya jadi Kitto Katto yang mirip dengan Bahasa Jepang "Kitto Katsu" yang artinya kurang lebih Pasti Bisa/Pasti Menang/Pasti Berhasil, begitulaah. 

Kalau mau tahu arti dan tulisan detailnya seperti di bawah ini nih : 

きっと → Kitto → Pasti (absolutelly)
勝(かつ)→ Katsu → Menang/berhasil (Win)

Seperti itulah, 

Jadi karena secara tidak sengaja pengucapannya mirip dengan Bahasa Jepang Kitto Katsu, Kitkat ini malah jadi populer di Jepang dan secara tidak langsung dianggap sebagai jimat keberuntungan supaya hasil dari ujian atau perjuangannya mencapai goal/berhasil/sukses. 

Sehingga kalau ada orang yang ngasih Kitkat itu secara tidak langsung orang tersebut mendoakan kita supaya berhasil. 
Kalau di Indonesia biasanya ada orang yang lagi berjuang maka untuk memberi semangat dia bilang "good luck". Nah kalau di Jepang tidak hanya sekedar ucapan tapi juga dalam bentuk wujud barang yaitu coklat Kitkat. Wajarlah yaa,, mengingat orang - orang Jepang itu mereka hangat sekali prilaku, manner dan human relationshipnya ke orang lain. Kalau orang - orang Indonesia cenderung dingin dan cuek. (Mohon maaf bukan menjelekkan orang Indonesia, tapi memang begitu adanya,, hhe, Thats why saya senang dan nyaman sekali waktu hidup di Jepang) 

Nah begitulah inti ceritanya slogan Kitkat di Jepang, 
Berawal dari sebuah ketidaksengajaan nama produk yang sama dengan pronouncation orang Jepang.  Hal ini tentunya tidak disia-siakan sama pihak Nestlenya, justru malah dijadikan marketing dan slogan yang semakin di push popularitinya di Jepang. 

Yak demikaianlah, 
jadi jangan iri yaa, kalau di Indonesia varian Kitkatnya tidak sebanyak di Jepang. ;p

08/01/19

KObe China Town (Nankin Machi)

Januari 08, 2019 0 Comments
    
Pintu Masuk Kobe China Town
Pintu Masuk Nankin Machi



Waktu itu mau beli jajanan dsini, tnya dulu "butaniku hairanai tabemono deska?" (Ga ada babinya kan bu?),,
pakai wajah bingung si ibunya malah jawab "200¥" , Saya pikir pasti Bahasa Jepang saya yang nggak jelas,, akhirnya saya tanya lagi "no pork?",,
baru ibunya ngeh, & jawab panjang lebar pakai bahasa Inggris (giliran saya yang nggak ngerti tapi pura2 ngerti)
Ternyata yang jual bukan nihonjin, tapi orang china semua, namanya jg China Town (baru ngeh),, "
IMG_0687
jajanan makanan di Kobe China Town Jepang
China Town atau yang biasa disebut dengan Nankin Machi ini sepanjang jalan dipenuhi stand-stand jajanan China, mulai dari kue-kue yang bentuknya mirip dengan onde-onde yang ditusuk sate, bakpau, ayam-ayaman, sampai babi-babian.
Stasiun terdekat untuk akses lokasi bisa melalui JR Motomachi,  tinggal jalan kurang lebih 5 menit sudah sampai pada pintu gerbang Nankin Machi.




Pemandangan di Kobe China Town Jepang
Pemandangan di sekitar jalan Kobe China Town
Biasanya akan ada event-event tertentu yang diadakan berkaitan dengan hari-hari istimewa bagi masyarakat China, seperti pertunjukan barongsai saat tahun baru imlek.

photo captured by: @ilhamjalis

16/08/17

Beda Part time di Indonesia vs Jepang

Agustus 16, 2017 0 Comments


Motif 

Sebelum part time di Jepang, saya juga pernah sekali bekerja paruh waktu di sebuah Cafe di Surabaya. Karena masih anak kuliahan yang nyambi kerja, jobdesknya nggak jauh - jauh dari kerja serabutan alias waitress. Mungkin bagi pandangan anak - anak kuliahan, kerja part time di cafe / restaurant itu kesannya underrated, apalagi cuma jadi waitress yang kerjanya nganterin makanan, bersih - bersih, cuci - cuci..... antara males atau kalah sama gengsi kali ya, jadi cuma yang bener - bener butuh duit yang mau kerja serabutan. 
Beda lagi sama anak mudanya Jepang, mereka dari jaman - jaman SMA sudah mulai cari tambahan uang jajan sendiri, apalagi kalau sudah masuk kuliah yang jam belajarnya lebih free, mulai dari waitress, karyawan supermarket, tenaga tambahan buat ngurus orang tua di panti jompo, 90 % dari mereka pasti punya pekerjaan part time masing - masing. Motifnya bukan gara - gara kepepet butuh duit, tapi karena emang ingin belajar mandiri, bahkan ada juga yang tujuannya untuk backpackeran ke negara - negara luar (pakai uang tabungan mereka sendiri). 

Sistem Kerja

Sudah pada tau kan kalau Jepang vs Indonesia pasti sistem kerjanya lebih profesionalan Jepang, lebih detailnya :
  • Jam kerja yang lebih transparan : Kalau di Indonesia meski perjanjiannya di awal kerjanya 6 jam, faktanya bisa kurang atau lebih dari jam yang sudah disepakati, dan itu nggak ngaruh di gaji. Kalau di Jepang antara jam kerja yang disepakati dan jam realnya emang bener - bener lebih jelas itungannya dan aplikasinya.
  • SOP yang jelas : Meski cuma kerja serabutan, kalau sudah ada patokan kerjanya maka harus benar - benar dipatuhi. Misal nih kalau saya dulu pas di Jepang ada 8 macam sendok untuk tiap menu makanan yang berbeda dan itu harus bener - bener dipasang sesuai menunya. Beda lagi kalau di Indonesia, gag ada air aqua yang dipesan air putih galon pun jadi. 
  • Jobdesk yang jelas : Waktu saya kerja di cafe di Indonesia biasanya kerjaaan yang paling nggak disukai sama anak - anak itu adalah cucian piring. Dan pada akhirnya yang tanggap & mau ngerjain ya cuma orang itu itu saja. Beda lagi kalau di Jepang. 
  • Owner yang mau turun tangan : Biasanya nih kalau di Indonesia ownernya cuma mau bantu kalau lagi crowded - crowdednya aja, selebihnya hanya nyuruh ini nyuruh itu. Kalau di Jepang saya berasa jadi anak yang bantu orang tuanya kerja di restauran.  that's why... meski kerjanya berat di Jepang saya lebih ikhlas kerja di sana. 
  • efisiensi kerja : kalau di Jepang kerja 3 jam ----->> full 3 jam kerja. di Indonesia ? 6 jam kerja ------> 3 jam kerja, 3 jamnya lagi ngobrol.
Yang mau tahu contoh dialog saat interview/wawancara Arubaita (Part Time) di Jepang, bisa lihat disini ya.

Bekerja Part Time di Jepang (Arubaito)

Agustus 16, 2017 0 Comments
Salah satu pengalaman yang tak akan pernah terlupakan saat menjalani program pertukaran pelajar di Jepang adalah Arubaito , bekerja paruh waktu selepas jam kuliah. 

Buat teman - teman yang lagi dalam rangka pertukaran pelajar, atau lanjut sekolah ke Jepang jangan segan untuk bekerja paruh waktu atau arubaito  di sana. Selain gaji yang kalau dikurskan ke rupiah selisihnya lumayan banyak, arubaito bisa jadi salah satu sarana untuk tambah ilmu, pengalaman, dan relasi selama tinggal di Jepang.

Yang paling susah adalah mengumpulkan niat & keberanian di awal untuk ikut interview kerja. Apalagi kalau masih dalam proses adaptasi (yang ngomong aja masih takut -takut), masih shock culture & bingung ngatur waktu disana.  

tapi dimana ada niat pasti ada jalan, dimana ada usaha pasti ada hasil. kalau nyoba aja nggak mau gimana mau dapet hasil ? 

Jadi waktu itu setelah dapat informasi lowongan arubaito dari salah satu anggota senior PPI, saya galau 1 bulanan untuk nyoba interview atau tidak di sebuah restaurant Indonesia di Jepang. Dan akhirnya saya memberanikan diri untuk datang ke restaurant yang membuka lowongan itu, restauran  "Lombok", di daerah Ashiyagawa,Kobe. Beruntungnya pemiliknya bisa berbahasa Indonesia (meski agak susah2 dimengerti). 

Awal bekerja disana saya mengamalami banyak kesulitan, mulai dari menu yang nulisnya aja saya masih kagok, komunikasi dengan customer yang masih bodho, bahasa kuliner yang masih asing, dan tuntutan SOP Jepang yang serba perfeksionis. Tentunya saya dapat banyak teguran dari owner yang merangkap jadi koki restaurant (sepasang suami istri). Beberapa kali salah nulis pesanan, di kritik pelanggan dan jadi bahan pembicaraan, tapi yaaaa bodho amat, jangan menyerah dan terus belajar gimana caranya kerja sesuai SOP. And then..,just like Haruki Murakami  said : 

"Soon, when all is well, you're going to look back on this period of your life and be so glad that you never gave up."


Yap! saya beruntung karena saya nggak mundur di awa. Karena pada akhirnya ketika keadaan sudah mulai membaik, saya yang biasanya hidupnya banyak masalah gara - gara ulah sendiri, jadi  banyak mendapat bantuan dari mereka seperti saat teikiken (kartu commuter seharga 12rb yen untuk 3 bulan PP kuliah. omo!) saya hilang, advise - advise selama tinggal di Jepang, dan supply cemilan tiap pualang baito :D, dan masih banyak lagi. Saya jadi merasa menemukan orang tua angkat selama tinggal  di Jepang. Oh, dan saya juga sering diajak jalan - jalan bareng mereka. <3




Sampai sekarangpun setelah satu tahun pulang dari Jepang, komunikasi antara saya dan juga owner restauran masih cukup baik. Setidaknya kalau lain kali ke Jepang lagi saya masih punya tempat dan dua orang yang sudah seperti orang tua angkat yang harus dikunjungi (tapi kapan ya? wakaranai)

Yang penasaran bedanya kerja part time di Indonesia dan di Jepang bisa klik disini

Yang mau tahu contoh dialog saat interview/wawancara Arubaita (Part Time) di Jepang, bisa lihat disini ya.





11/05/17

"Banpaku Kinen Koen" Taman Bunga dan Patung Matahari

Mei 11, 2017 2 Comments
Bampaku-Kinen-Koen adalah taman seluas 260 Hektar di daerah Suita prefektur Osaka. Untuk datang ke tempat ini, transportasi umum yang paling gampang  adalah dengan menggunakan Osaka monorel, kalau dari Hankyu Umeda bisa norikae (oper) di stasiun Hankyu Minami-Ibaraki. Tinggal pindah ke jalur monorel, naik ke jurusan Kadomashi, kemudian turun di stasiun Bampaku-Kinen-Koen.


akses menuju banpaku kinen koen lewat hankyu
Rute Banpaku Kinen koen lewat Hankyu









Begitu turun dari stasiun, dan keluar melewati pintu masuk stasiun langsung disambut oleh lapangan luas menuju ke Osaka Expo City (Mall). Nah! di seberang Expo City itu akan langsung terlihat patung besar The Sun Tower yang punya dua sisi muka. Kemudian dari luar area Expo City sudah tersedia jembatan khusus yang menuju langsung ke loket pembelian tiket Bampaku-Kinen-Koen. Harga tiket untuk orang dewasa (大人)sebesar 250 yen (tahun 2016). Dengan harga yang masih terhitung murah (seharga nasi kepal/ice cream), pengunjung bisa berkeliling ke taman sepuasnya.

Yang jadi icon di taman ini adalah patung besar The Sun Tower yang punya dua sisi wajah menyebalkan, namun unik dan lucu. Setelah masuk lebih dalam,  ada danau yang juga menyediakan kapal bagi penumpang umum. 
tiket banpaku kinen koen
The Sun Tower
Sebelum mengelilingi taman lebih jauh, lebih baik teman - teman mengkroscek terlebih dahulu rute wilayahi banpaku kinen koen. Jangan khawatir, di sudut - sudut taman kalian akan menemukan peta besar yang menggambarkan area wilayah taman. Dalam peta tersebut, taman dibagi menjadi beberapa area berdasarkan jenis bunga yang tumbuh. Kita bisa menjumpai taman bunga matahari, bunga tulip, bunga mawar,  dan lain sebagainya, asalkan kita berkunjung tepat pada saat musim bunga- bunga tersebut mekar.

banpaku kinen koen

Sekedar saran....

jangan pernah berkunjung ke banpaku kinen koen tanpa memperhatikan musim apa yang sedang berlangsung di Jepang. Jangankan dapat jepretan foto bagus, kalau kalian berkunjung saat winter atau autumn kalian hanya akan menemui lapangan besar yang ditumbuhi rumput dan tunas - tunas tanpa bunga.


08/05/17

Jalan - jalan ke Himeji Castle! Si Putih yang Megah & Bersejarah

Mei 08, 2017 0 Comments
           Kalau jalan - jalan ke Jepang terutama daerah Osaka, salah satu destinasi wisata yang sayang untuk dilewatkan adalah Himeji Castle. Kastil yang awalnya dibangun untuk dijadikan benteng ini letaknya ada di kota Himeji, perfektur Hyogo.  Karena letaknya di kota Himeji, akses menuju kesananyapun sangat mudah. Tinggal naik kereta JR jurusan Himeji dari arah manapun, kemudian begitu melewati pintu keluar stasiun Himeji, akan langsung terlihat kemegahan dari Himeji Castle dari kejauhan. Meskipun demikian jarak antara stasiun Himeji dengan Himeji Castle tidak terlalu jauh kok, hanya perlu memakan waktu 10-20 menit dengan berjalan kaki (kalau nggak mampir - mampir ke yatai - yatai atau mise -mise disepanjang jalan arah menuju Himeji Castle).

Himeji Castle

Kalau malas jalan teman - teman bisa naik Himeji loop bus, bus wisata yang mengantarkan penumpangnya berkeliling memutari area luar Himeji Castle. Cukup dengan membayar 100 円 untuk dewasa, dan 50円 untuk anak - anak (dibawah 6th) maka sudah bisa berkeliling memutari area luar himeji castle.


himeji loop bus
Himeji Castle Loop Bus


Rute Himeji Loop Bus

Untuk harga tiket masuk ke dalam kastil,  1000 円 apabila ingin memasuki Himeji Castle saja, 1040 円 apabila ingin menikmati view di Kokoen Garden juga.

Kastil Himeji terdiri dari tangga - tangga yang menuntun wisatanya menyusuri ruangan demi ruangan dalam kastil. Rutenya sudah tersedia jelas sehingga tidak perlu khawatir bila tersesat di kastil yang sudah terlihat luas dari luar. Meskipun sudah berusia ratusan tahun bangunan kastil baik bagian luar maupun dalam masih terlihat mulus dan mengkilap, namun masih tetap terjaga kesan historiknya.



kastil himeji bagian dalam

 Kokoen Garden adalah hamparan taman luas yang berada di sisi kastil yang nyaman untuk digunakan istirahat setelah berkeliling kastil yang cukup menguras energi. Disana juga tersedia yatai kecil yang menjual pernak pernik oleh - oleh khas Himeji Castle. 

Sekedar saran untuk teman - teman yang ingin pergi ke sana, Himeji Castle ini akan lebih awesome kalau kalian datangnya pada saat musim semi, dimana sakura - sakura bermekaran, kalian bisa menikmati megahnya kastil serta ber-hanami ria dibawah pohon - pohon yang dipenuhi bunga sakura. 
Atau sangat recomended juga bila teman -teman datang pada saat musim gugur, dijamin tidak kalah cantik juga dari pemandangan saat bunga sakura bermekaran. Saat musim gugur kalian bisa menikmati view kastil yang berhias daun - daun momiji yang kecoklatan (nuansa nuansa sendu dan tenang)

Sayangnya saat saya pergi kesana, waktu itu sudah memasuki musim panas, jadinya tidak dapat bonus momiji ataupun sakura :(. 


Beberapa view dari Himeji Castle :

 


Himeji Castle bagian dalam :






himeji bagian dalam kastil







referensi :

http://himeji588.com/eng/2013/12/05/100-yen-loop-bus-around-himeji-castle/
https://www.himeji-kanko.jp/en/information/






03/05/17

Satu Gesture yang Mengisyaratkan Banyak Makna

Mei 03, 2017 0 Comments
 Setelah pulang dari Jepang banyak teman, saudara maupun tetangga yang menagih cerita  tentang pengalaman selama tinggal di Jepang. Biasanya setelah bercerita panjang lebar (kalau lagi mood :p), diakhir obrolan mereka melempar guyonan dengan melontarkan kalimat "arigatou gozaimasu" dengan aksen kejepang - jepangan, atau membungkuk ala ala orang Jepang. Yup! mungkin emang gitu kali ya ciri khas orang Jepang di mata orang Indonesia. 

Memang untuk orang Jepang sendiri, ada semacam prinsip yang mengatakan kalau no bow no thankyou, jadi kalau hanya ngomong "terima kasih" tanpa membungkuk itu nggak afdol rasanya.  Ada nih cerita dimana salah satu profesor mengundang mahasiswa - mahasiswanya datang ke rumahnya saat Christmas party. Otomatis masing - masing mahasiswanya datang bawa kado dong. Nah kebetulan mereka datengnya barengan (udah janjian ketemuan dulu di luar). Nah ketika masuk ke rumah si professor, istrinya yang bertugas menerima kado  membungkuk sampek 14 kali karena ia mendapat 7 kado. Bayangin 14 kali berturut- turut karena mereka ngasihnya bareng - bareng bergantian. 🙀

Bowing (english) atau Ojigi (日本語) itu punya patokannya sendiri - sendiri berdasarkan sudut kemiringannya. Jadi kalau sudut kemiringannya beda, maknanya juga beda.

macam - macam ojigi
Ojigi berdasarkan sudut kemiringannya, dari kiri ke kanan : Eshaku, Keirei, Saikeirei


Singkatnya begini : 
  • 会釈 (Eshaku) : dipraktekan saat tidak sengaja ketemu rekan kerja di jalan, kantor, lobi. Jenis Ojigi yang ringan. 
  •  敬礼 (Keirei) : adalah postur Ojigi yang dipakai pada umumnya, yaitu saat ada cara formal seperti wawancara, lingkungan komunitas, public service, dsb. 
  • 最敬礼(Saikeirei) : dipraktekan saat sangat menghargai kedermawanan orang, atau saat melakukan kesalahan yang merugikan orang (untuk menunjukkan permohonan maaf sangat dalam)
Intinya semakin menundukkan kepala ke bawah, semakin menunjukkan dalamnya perasaan yang ingin disampaikan. 

Bukan cuma itu aja... 

sebenernya menganggukkan kepala juga termasuk dalam Ojigi => kalau di Jawa mungkin sama kayak gesture menganggukkan kepala saat menyapa orang di jalan. 
Nah, tentang menganggukkan kepala ini, ada satu lagi cerita tentang Ojigi yang saya dapatkan dari kelas crossculture saat perkuliahan di Jepang. 

Ada seorang mahasiswa asing yang sedang duduk di mobil bersama host fathernya. Di persimpangan jalan host fathernya hendak menyebrang jalan, sementara itu, dari arah lain ada mobil lain yang juga ingin melintasi jalan (intinya salah satu mobil harus ada yang ngalah biar bisa melewati jalan). Akhirnya mobil host fathernya berhenti sebentar, begitu pula mobil satunya. Kemudian si host fathernya menganggukkan kepala ke arah mobil lawan, lalu mobil lawan balas menganggukkan kepala dan berjalan perlahan. Ketika mobil lawan melewati mobil yang ditumpangi mahasiswa dan host fathernya, pengemudi dari mobil lawan kembali menganggukkan kepala, kemudian host fatherpun juga kembali menganggukkan kepala ke arah mobil lawan untuk yang kedua kali.

     Si mahasiswa bertanya kepada host fathernya, "what's hapenning?, what those bows meant?".

Lalu si Ayahnya menjelaskan bahwa,  anggukan pertama yang dilakukan olehnya itu berarti "Silahkan maju duluan", lalu dibalas oleh anggukan dari mobil lawan yang bermakna "Terima kasih". Lalu ketika mobil lawan melewati mobil mereka, pengemudinya kembali menganggukkan kepala untuk yang kedua kali, sebagai tanda penekanan untuk makna "Terima kasih", kemudian ia membalasnya dengan anggukkan untuk menyampaikan "Your welcome". 

Hasil gambar untuk attitude

Sebenernya kalau dipikir - pikir, attitude dan manner di Jepang hampir - hampir mirip dengan Indonesia, mungkin karena masih sama - sama negara Asia, jadi tidak jauh berbeda. Tapi yang membedakan Jepang dengan negara - negara Asia lainnya tentang attidtude dan manner adalah tingkat keseriusan mereka dalam mengaplikasikannya. Seseorang yang hidup dalam masyarakat, atau yang biasa disebut dengan 社会人 shakaijin , akan dianggap gagal menjadi bagian dari masyarakat apabila ia gagal dalam bersikap.  

Mungkin itu salah satu sebabnya banyak mahasiswa atau pemagang Indonesia yang pernah mencicipi asam manisnya Jepang, kalau ditanya tentang apakah mereka mau benar - benar kerja menetap di Jepang? pasti kebanyakan akan menjawab : nO 😅. Tapi kalau hanya untuk satu, dua, tiga, empat tahun....... saya juga mau lagi 🙋🙋 😜 .
Mau dimanapun dan bagaimanapun enaknya negeri orang, pasti hasil voting akhir akan tetap sama, Home sweet home.




& diktat mata kuliah crossculture