Follow Us @soratemplates

24/07/22

Review : Persuasion (2022)

 






Persuasion! 
Demi Allah, saya nggak sengaja random nonton film ini karena yang main Dakota Johnson (as Anna Elliot), dan tentunya karena ceritanya diangkat dari Novelnya Jane Austin Austen yang ekpektasinya tentunya bagus dong. Tapi ya begitulah,,sepertinya eksekusinya kurang nendang. 

Sebenarnya dari segi ceritanya kurang lebih sama seperti pride & prejudicenya Jane Austen yang to good to be true. Romance ringan dalam tata pergaulan masyarakat Eropa yang ditekankan pada norma, status, etiket dan martabat bangsa Eropa, yang harusnya juga menamppakkan ke-deep-an dan gejolak rasa yang dialami masing - masing tokoh,, tapi sepertinya di film ini kurang kelihatan. 

Well, ceritanya berawal dari Anna Elliot (Dakota Johnson) si gadis yang baik hati, berjiwa lembut, yang memiliki kekasih seorang pelaut bernama Frederrick (Cosmo Jarvis) yang sempurna, tapi tidak berharta. Si Ann ini sebenarnya dalam lubuk hatinya tidak mempermasalahkan status sosial dan kekayaan dari Frederrick, tapi karena terbawa saran dan pengaruh dari keluarga akhirnya dia mencampakkan Frederrick ini. 

Selama delapan tahun berpisah dengan Frederrick, hari - harinya selalu dibayangi dengan penyesalan, kesedihan dan kegamangan tapi tentu saja dia tetap terlihat tenang, tegar dan elegan. Disisi lain nama Frederrick semakin dibicarakan karena kesuksesannya berkarir sebagai pelayar hingga kini ia menjadi Captain kerajaan yang tentu saja sekarang sudah punya kekayaan. 
Sementara Ann, dia dalam posisi yang berbahaya karena tidak bisa mengatasai kegalauannya sementara terpojokkan karena statusnya yang masih sendiri di usianya yang seharusnya sudah menikah. 

Ann ini memiliki adik perempuan bernama Marry yang rewel, manja, menyebalkan, dan selalu bergantung pada Ann bahkan untuk mengasuh anak - anaknya. Pada suatu hari saat ada di rumah Marry, Ann bertemu kembali dengan Fredderrick setelah sekian lama.., dan well,, terjadilah pertemuan yang awkwrd. 

Semenjak itulah Anna secara tidak sengaja dan mau tidak mau harus bertemu kembali lagi dan lagi dengan Frederric karena dia ini tidak bisa menolak dan selalu dipaksa oleh Marry untuk menemani dirinya. Dari situlah situasi semakin awakwrd (LOL) ,, karena si Frederrick ini dekat dengan ipar mereka yang bernama Louise, yang sudah terlanjur jatuh hati pada Frederrick. 
Disisi lain Anna juga sedang didekati oleh sepupunya bernama William Elliot yang cukup menarik, unik, dan ahli waris dari garis keturunan keluarganya yang bikin si Ann ini agak teralihkan dari Frederrick yang lagi sibuk pacaran sama Louise. 

Yah, sebenarnya ceritanya begitu - gitu aja sih, harusnya akan lebih menarik bila semakin ditonjolkan perang ego antara Anna dan Frederric, bagaimana mereka menguraikan apa yang dirasakan masing - masing,dan bagaimana ego itu pada akhirnya akan menyiksa mereka sendiri. Mungkin bila berkiblat pada Bridgestone yang dapet banget emosinya. 

Well, tapi yang saya suka dari film ini adalah dialog - dialog dan monolog dari si Ann ini yang indah, puitis tapi tidak lebay yang dilengkapi dengan suara Dakota Johnson yang emang udah lembut dari sananya. Yang menggambarkan betapa tersiksanya Ann dengan perasaannya, tapi tetap dapat berpikir jernih, hidup, cakap, bijaksana, dan tidak mendramatisir dirinya. 

Hmm,, yap begitulah. Harusnya film ini bisa lebih bagus sih., 
Tapi nggak ada salahnya kok nonton, kalau ada pengalaman, bisa cekikikan sendiri kalau liat tingkahnya si Ann. LoL

Overall, dari keseluruhannya,, film ini dibilang sedih nggak sedih - sedih amat, dibilang humor lumayan lucu, dibilang romance kurang ngena emosinya.., 
Dan yang terlihat maksa itu di bagian endingnya yang kesannya kayak buru - buru pengen dikelarin ceritanya. 
Dan satu lagi,, pendalaman karakternya kurang keliatan. Sempat saya pikir man leadnya adalah si Willian Elliot, sepupunya yang lagi ngejar - ngejar Ann, karena si Frederrick-nya keliatan lempeng - lempeng gitu daripada si William.  

Well, namanya juga film adaptasi. Mungkin kalau baca novel aslinya akan lebih berkesan sepertinya, dilihat dari dialog-dialog yang disajikan cukup menarik. Dan always ceritanya too good  to be true. 








Tidak ada komentar:

Posting Komentar